Pengukuran
Kecepatan Angin, Arah Angin dan Curah Hujan
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Cuaca dan iklim
merupakan salah satu komponen ekosistem alam, sehingga segala kegiatan
dipermukaan bumi tidak lepas dari pengaruh cuaca dan iklim. Ada 3 komponen yang
saling pengaruh-mempengaruhi yaitu soil, plant, atmosphere
(tanah-tumbuhan-atmosfir). Dalam dunia pertanian sasaran utamanya adalah
mengelola tanaman beserta faktor lingkungannya untuk mendapatkan hasil yang
baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Salah satu unsur cuaca
seperti angin, dapat juga mempengaruhi hasil dari pertanian itu sendiri. Angin
sangat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan dari tanaman tersebut,
karena angin bisa membantu proses perkembangbiakan tanaman-tanaman pertanian. Angin sangat berpengaruh pada curah hujan
suatu daerah, karena yang menentukan dimana hujan turun adalah angin yang
menghembuskan awan mendung ke suatu daerah.
Bentuk presiritasi
terpenting di Indonesia adalah hujan karena pengaruhnya terhadap bidang
pertanian sangat luas, curah hujan daerah satu dengan daerah yang lainnya
berbeda-beda tergantung dari kondisi lingkungannya. Data hidrologi semacam
curah hujan, sangat perlu untuk memperkirakan kabutuhan air di lahan pertanian.
Ini terkait untuk mendukung program ketahanan pangan di daerah pertanian.
Suburnya lahan pertanian di sebagian besar dataran sangatlah bergantung dari
limpahan air hujan. Dengan adanya air hujan, diperkirakan sekitar 150 ton
nutrisi jatuh ke Bumi setiap tahunnya. Selain itu, hujan akan menjamin
ketersediaan air bagi kehidupan di Bumi. Pasalnya, air segar yang langsung
dapat dikonsumsi manusia adalah berupa air hujan.
Pada praktikum kali ini
kita diperkenalkan alat untuk pengukuran arah dan kecepatan angin serta curah
hujan. Anemometer untuk pengukuran arah dan kecepatan angin sedangkan Penakar
Hujan Otomatis untuk mengukur curah hujan. Pengetahuan tentang alat dan
kegunaannya akan semakin lengkap dan optimal dengan mengamati alat-alat
tersebut dalam praktikum agroklimatologi.
Tujuan praktikum
Tujuan yang ingin
dicapai dalam praktikum ini adalah untuk mengamati alat-alat yang biasa
digunakan dalam pengukuran kecepatan dan arah angin serta curah hujan. Memahami fungsi alat dan
bagian-bagian alat serta cara kerja masing-masing alat tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Angin merupakan suatu
vektor yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah
kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin. Kecepatan angin
dapat dihitung dari jelajah angin (cup counter anemometer) dibagi waktu (lamanya
periode pengukuran). Mengukur arah angin haruslah ada angin atau cup‑counter
anemometer dalam keadaan bergerak. (Anonim, 2010).
Arah angin biasa
dinyatakan dengan arah dari mana angin tersebut datang, sedangkan kecepatan
angin biasanya dinyatakan dalam satuan meter/detik, km/jam dan mil/jam. Alat
yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut Anemometer. Ada beberapa
jenis anemometer : Anemometer mangkuk (cup anemometer), anemometer
baling-baling (propeler anemometer) anemometer arus konstan (constan
current anemometer). Namun yang umum digunakan adalah anemometer mangkuk.
Kecepatan angin di alam biasanya dapat dikenali dengan tanda-tanda yang
diakibatkan oleh tiupan angin tersebut (Soemeinaboedhy, 2006).
Faktor pendorong utama
angin adalah gaya gradient tekanan. Gradien tekanan adalah perbedaan
tekanan per satuan jarak dengan arah horizontal dan tegak lurus isobar. Makin
besar gradient tekanan maka kecepatan angin makin besar. Untuk gradient yang
sama, kecepatan angin ditentukan juga oleh letak geografis, ketinggiaan tempat
dan waktu. Angin selalu bergerak karena perbedaan tekanan udara dan selalu dari
tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Perbedaan tekanan ini disebabkan
karena perbedaan suhu, perbedaan suhu ini antara lain adalah disebabkan karena
perbedaan penerimaan radiasi. Disamping itu ada gaya sekunder yang mempengaruhi
angin yaitu : Gaya Cariolis, gaya sentrifugal dan gaya gesekan (Bayong, 2005).
Curah hujan sebagai yang
tercurah dari langit dan diukur oleh penakar hujan dengan luasan diameter
tertentu merupakan kondisi air yang tercurah dalam suatu luasan tertentu. Dan
untuk perhitungan kasar volume air yang jatuh dari langit dapat dihitung dengan
mempertimbangkan luasan suatu daerah tertentu dikalikan dengan tinggi curah hujan
yang terukur yang akan menghasilkan satuan volume air. Karena wilayah Indoneisa merupakan daerah
tropis dengan intensitas hujan berbeda dari satu tempat ke tempat lain meskipun
jaraknya sangat dekat (satuan kilometer), maka perhitungan besarnya intensitas
hujan akan ditentukan oleh banyaknya penakar hujan. Dengan perhitungan
secara hidrologis yang dikenal dengan planimetri akan dapat dihitung intensitas
rata-rata dalam suatu kawasan. Hitungan ini umumnya digunakan untuk menghitung
volume air hujan yang tercurah dari langit untuk kepentingan pembentukan embung
dam atau waduk (Anonim, 2010).
Prinsip penakar hujan
tipe Hellman yaitu air hujan yang jatuh pada mulut penakar masuk ke dalam
silinder. Di dalam silinder kolektor ini terdapat sebuah pelampung penggerak
tangkaipena. Goresan pena diterima oleh silindeer pias. Silinder kolektor
mempunyai daya tampung maksimum 10 mm. Tepat pada saat kolektor penuh, maka air
senilai 10 mm ini tercurah habis melalui pipa pembuangan. Bersamaan dengan ini
pelampunmg turun ke dasar dan pena kembali ke titik nol pada skala pias.
Penakar ini umumnya mencatat periode hujan harian sehingga untuk menghitungnya
: (X x 10mm) + Y mm ( Sutiknjo, 2005 )
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Minggu, tanggal 28 Desember 2010, pukul 11.30 WITA. Bertempat di laboratorium
Fisika dan Konservasi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
B.
Alat dan Bahan Praktikum
Alat - alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan
dalam praktikum ini antara lain yaitu Anemometer dan Penangkar hujan
otomatis.
C. Prosedur Kerja
1.
Didengar penjelasan Co. ass mengenai fungsi dari alat maupun fungsi dari
bagian-bagian alat yang diamati.
2.
Diamati bagian-bagian alat yang disediakan.
3.
Dicatat bagian-bagian maupun fungsi dari alat yang diamati.
4.
Dipotret alat-alat praktikum yang diamati.
HASIL PENGAMATAN
Cara Pemasangan
· Anemometer
Anemometer dan arah
angin harus dipasang di tempat yang bebas dari halangan, tetapi harus mewakili
suatu lingkungan yang datanya diperlukan, serta alat harus dipasang vertikal
dengan ketinggian tertentu dari permukaan tanah (biasanya 2 meter untuk
klimatologi dan 10 meter untuk lapangan).
·
Penakar Curah Hujan Otomatis
Penakar hujan tidak
boleh dipasang pada tempat/tanah yang miring, di atas dinding atau bukit, harus
dipasang di tempat yang datar dan aman bebas dari benda sekitar, jika terdapat
benda di sekitarnya maka usahakan agar jarak benda terhadap penakar hujan
paling sedikit satu kali lebih tinggi benda tersebut (dihitung dari bagian
corong penakar hujan). Kemudian penakar hujan dipasang dengan jalan
menyekrupnya dengan sebuah balok bulat yang sudah dicat putih dan ditanam pada
pondasi beton.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kita
telah mengamati 2 alat yang mempunyai manfaat dalam bidang pertanian, yaitu
anemometer dan penangkar curah hujan otomatis. Berdasarkan hasil pengamatan
serta penjelasan dari Co. ass, dapat kita ketahui bahwa anemometer adalah alat
yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah angin, sedangkan curah hujan
otomatis adalah alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan.
Dapat diketahui pada
alat pengukur kecepatan dan arah angin (anemometer) mempunyai bagian-bagian
yang saling terkait antara satu dan lainnya sehingga bisa mengukur kecepatan
dan arah angin. Bagian-bagian tersebut diantaranya yaitu bagian yang berfungsi
mengukur arah angin, bagian yang berfungsi mengukur kecepatan angin dan bagian
perekam yang dihubungkan ke komputer. Bagian yang berfungsi mengukur arah angin
terdiri dari sensor vertikal dan bagian yang terkena angin. Sedangkan bagian
yang berfungsi mengukur kecepatan angin terdiri dari baling-baling berbentuk
Bangkok dan sensor vertikal. Sensor vertikal berfungsi memberi sensor atau data
ke bagian perekam.
Mekanisme untuk bagian
yang berfungsi mengukur arah angin yaitu, saat bagian yang terkena angin berputar
karena angin, maka sensor vertikal akan meneruskan sensor yang diterimanya
tersebut ke bagian perekam, kemudian bagian perekam akan menerjemahkan sensor
tersebut menjadi data arah angin yang selanjutnya akan ditampilkan pada monitor
komputer.
Sedangkan mekanisme
untuk bagian yang berfungsi mengukur kecepatan angin, pada dasarnya sama dengan
mekanisme pada bagian yang berfungsi mengukur arah angin. Pada saat
baling-baling berputar karena tiupan angin maka sensor vertikal akan meneruskan
sensor yang diterimanya tersebut ke bagian perekam, kemudian bagian perekam
akan menerjemahkan sensor tersebut menjadi data kecepatan angin yang
selanjutnya akan ditampilkan pada monitor komputer.
Selain alat pengukur
kecepatan dan arah angin kita juga mengamati alat untuk mengukur curah hujan
yng disebut dengan penakar curah hujan otomatis. Alat ini mempunyai
bagian-bagian tersendiri yang masing-masing berfungsi dalam perhitungan curah
hujan. Mulut penakar yang terdapat pada bagian atas alat ini berfungsi sebagai
jalan masuknya air hujan. Pada mulut penakar terdapat penyaring yang berfungsi
untuk menyaring air hujan. Di dalam alat ini juga sudah ada alat penampung air
hujan yang disebut dengan tabung atau badan penakar. Alat ini mempunyai kabel
untuk menyalurkan data ke komputer. Selain itu pada bagian bawah alat ini
terdapat 2 bagian yang berfungsi sebagai alat pembaca yang dihubungkan langsung
ke komputer, diamana curah hujan diterjemahkan menjadi data curah hujan. Pada
bagian bawah juga terdapat saluran pembuangan, yang berfungsi sebagai
saluran pembuangan air hujan, jika sudah tidak digunakan lagi dalam
pengukuran.
Pada bidang pertanian,
alat-alat tersebut sangat dibutuhkan. Dalam bidang pertanian dibutuhkan
pengetahuan tentang prakiraan masa tanam, untuk penanaman tanaman. Angin bisa
mempengaruhi berbagai hal diantaranya yaitu mempengaruhi perkembangbiakan
tanaman, misalnya saja penyerbukan tanaman, mempengaruhi jatuhnya hujan di
lahan pertanian pada suatu daerah. Selain itu juga angin mempengaruhi laju
evapotranspirasi tanaman, mekanisme evapotranspirasi tersebut yaitu
dipindahkannya uap air yang keluar, melaui pori-pori daun. Semakin besar
kecepatan angin semakin besar pula laju evapotranspirasi yang terjadi pada
tanaman tersebut sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi penyerapan unsur hara
di dalam tanah yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.
Seperti yang dikatakan
sebelumya, hujan juga dipengaruhi oleh angin. Pada saat curah hujan tinggi,
biasanya penyebaran penyakit pada tanaman juga meningkat. Curah hujan juga berkaitan
dengan irigasi atau pengairan suatu lahan pertanian. Oleh karena itu dengan
mengetahui alat-alat klimatologi seperti anemometer dan curah hujan otomatis
tersebut kita dapat memprakirakan keadaan yang tepat untuk menanam suatu jenis
tanaman, karena masing-masing tanaman memeiliki respon yang bebeda-beda
terhadap unsur cuaca seperti angin dan hujan tadi.
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas adalah sebagai
berikut :
1. Alat yang
dapat digunakan untuk mengukur kecepatan angin dan
mengetahui arah
angin adalah anemometer, sedang alat yang digunakan
dalam mengukur
curah hujan adalah penakar hujan otomatis.
2. Dengan
mengetahui anemometer dan penakar curah hujan otomatis kita
bisa memprakirakan
keadaan yang tepat untuk masa tanam suatu jenis
tanaman.
3. Masing-masing alat
memiliki cara kerja masing-masing. Bentuk dan pemasangan masing-masing alat
juga berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2010. Instrumen Klimatologi.
http://virgawati. files. wordpress. com/2008/05/ alat2 dibmg.
ppt. Diakses pada tanggal 24 November
2010, pukul 13:00 WITA.
Soemeinaboedhy, Nyoman
I,2006.Agroklimatologi.UPT Universitas Mataram: Mataram.
Sutiknjo, Tutut D.2005. Petunjuk Praktikum
Klimatologi.Fak. Pertanian Universitas Kediri: Kediri.
Tjasyono, Bayong. 2005. Klimatologi.
ITB: Bandung
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Pada umumnya dipandang dari manfaat yang didapat,
tumbuhan dibagimenjadi dua yaitu, tanaman
yaitu tumbuhan yang menguntungkan dandibudidayakan dan tumbuhan yang merugikan.
Tumbuhan yang menguntungkandisebut tanaman yaitu tumbuhan yang
dibudidayakan oleh manusia atau sengajauntuk ditanam karena mempunyai nilai
ekonomis yang menjanjikan. Sedangkantumbuhan yang merugikan adalah tumbuhan
yang tidak dikehendakikeberadaannya. Dalam kegiatan budidaya atau dalam ilmu
pertanian, tumbuhantersebut sering disebut dengan gulma (weed). Pengertian
gulma yang lain adalahtumbuhan yang belum diketahui manfaatnya secara pasti
sehingga kebanyakanorang juga menganggap
bahwa gulma mempunyai nilai negatif yang lebih besar daripada nilai
ekonomisnya. Sehingga gulma tersebut harus dimusnahkan dari,agar tidak menimbulkan kerugian - kerugian yang
lainnya, yang nantinya dapatmengganggu kegiatan pertanian. Baik secara
teknis, produksi, maupun secaraekonomis.Menurut wikipedia, (Wikipedia, 2011)
gulma adalah tumbuhan yangkehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian
karena menurunkan hasilyang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Batasan gulma
bersifat teknis dan plastis.
Teknis
, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman
pertanian.Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan
tanaman produksi melalui kompetisi .
Plastis
, karena batasan ini tidak mengikat suatuspesies
tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman, erguna dapat menjadi
gulma.Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap
tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di sela-sela pertanaman
monokultur
jagung dapat dianggap sebagai gulma, namun pada
sistem tumpang sari keduanyamerupakan tanaman utama. Meskipun demikian,
beberapa jenis tumbuhandikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan
alang-alang. Ilmu yangmempelajari gulma, perilakunya, dan pengendaliannya
dikenal sebagai ilmugulma.Kehadiran gulma sendiri secara langsung dapat
mempengaruhi produksitanaman, baik secara kualitas maupun kuantitas, kemudian
juga dapatmenghambat praktek budidaya pertanian. seperti dengan adanya gulma
kualitasakan menurun, karena biji gulma tersebut tercampur pada saat pengolahan
tanah.kemudian kuantitas juga akan menurun, karena terjadi kompetisi dalam
saranatumbuh ( hara, air, udara, cahaya, ruang gerak ) dalam jumlah
terbatas,tergantung dari varietas, kesuburan, jenis, kerapatan, dan lamanya
tumbuh. Halinilah yang kemudian menimbulkan
gagasan petani untuk mengendalikan gulma.Dengan tujuan untuk
meningkatkan atau mempertahankan produktifitas tanaman.Kerusakan tanaman atau
penurunan produksi pertanian akibat gulma padaumumnya memiliki korelasi yang
searah dengan populasi gulma itu sendiri.Dalam
hal ini faktor yang paling nampak adalah perebutan penguasaan saranatumbuh,
ruang gerak dan nutrisi antara tanaman dan gulma. Untuk itu pengendalian
gulma penting dilakukan dalam penyelamatan produksi tanaman.Sebab, sebagian besar
gulma mampu berkembang dengan cepat danmendominasi lahan. Apabila penguasaan
sarana tumbuh dimenangkan olehgulma, maka pada umumnya tanaman akan mengalami
gangguan fisiologis yang berakibat pada penurunan produksi atau bahkan
kematian tanaman itu sendiri.Kematian tersebuat selain karena kesulitan
mendapatkan nutrisi, ada jenis gulmatertentu
yang mampu mengeluarkan enzim akar yang mampu merusak atau
meracuni tanaman. Kerusakan yang ditimbulkan gulma akan
menentukan apakahgulma tersebut merupakan gulma penting atau bukan. Kerusakan
tersebutumumnya memiliki hubungan dengan ambang ekonomi pertanian yang
dapat berbeda pada setiap tanaman berdasarkan nilai ekonominya.Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui
gulma - gulma yangmemiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana
tumbuh dan ruang hidup.Dalam hal ini, penguasaan sarana tumbuh pada umumnya
menentukan gulmatersebut penting atau tidak. Namun dalam hal ini jenis tanaman
memiliki peran penting, karena tanaman tertentu tidak akan terlalu terpengaruh
oleh adanyagulma tertentu, meski dalam jumlah yang banyak
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pengertian ekologis gulma adalah tumbuhan yang
mudahmenyesuaikan diri dengan lingkungannya yang berubah. Salah satu
faktor penyebab terjadinya evolusi gulma adalah faktor manusia.
Manusia merupakan penyebab utama dari
perubahan lingkungan dan gulma mempunyai sifat mudahmempertahankan diri
terhadap perubahan tersebut dan segera beradaptasi denganlingkungan tempat
tumbuhnya.Dengan kata lain gulma memiliki genetic plasticityyang besar. Sifat
inidiperoleh dari seleksi alam yang terus menerus, beberapa sifatumum gulma
untuk mempertahankan eksistensinya antara lain mempunyaiadaptasi yang kuat, mempunyai daya saing yang tinggi, dapat
membentuk spora/biji banyak, cepat berkembangbiak, mampu
berkecambah dan tumbuh padakondisi zat hara
dan air yang sangat minim, mempunyai sifat dorman yang luas(biji tidak
mati dan mengalami dorman bila lingkungan kurang baik
untuk pertumbuhan). Gulma dijumpai pada setiap peristiwa pemanfaatan
penggunaantanah danair. Permasalahan yang timbul berbeda intensitasnya,
tergantung padatempat dantingkat pemanfaatan tempat tersebut. Pada pertanaman
yang berbedaakanmempunyai permasalahan dan komposisi spesies gulma yang
berbeda pula.Sebagai contoh permasalahan dan komposisi spesies gulma pada
pertanaman padisawah, padi gogo/ladang, padi gogo rancah dan padi pasang
surut akan berbedawalaupun jenis pertanaman yang dibudidayakan sama yaitu
padi. Pada pertanaman perkebunan, masalah yang timbul tentu akan berbeda
dengan masalah pada pola pertanaman tanaman pangan. (Yakup, 2002).
Tumbuhan ± tumbuhan gulma ternyata juga bermanfaat.
Misalnya,mereka dapat mengurangi erosi tanah saat tumbuhan ± tumbuhan yang di
tebang
tidak dapat tumbuh lagi. Mereka juga memeberikan perlindungan
dan makanan bagi burung ± burung dan hewan ± hewan liar lainnya. Rumput
api adalah salahsatu dari banyak gulam yang di gunakan dalam pembuatan obat
untuk mengurangirasa sakit. (Diah aryulina 2006)
DAFTAR PUSTAKA
[anonim].2009. Analisis Vegetasi Gulma
Kuantitatif
.http://riskaiskandar.blogspot.com/2009/02/analisis-vegetasi-gulma-kuantitatif.html
[diakses 16 Maret 2011 ].Wikipedia. 2010.
Gulma
. http://id.wikipedia.org/wiki/gulma [diakses 16 Maret2011] Yakup, Sukman Y. 2002. Gulma d an Teknik Pengen d aliannyaJakarta : PT RajaGrafindo Persada
Yakup, Sukman
Y. 2002. Gulma d an Teknik Pengen
daliannya.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
1. Gulma
golongan Teki-Tekian (sedges)
Kelompok
ini mencakup semua anggota dari famili Cyperaceae (suku teki-tekian).
Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), Wudelan (Cyperus kyllinga),
dan Scirpus moritimus. Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa
terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang
mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur
fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam 'menguasai' areal
pertanian secara cepat. Ciri-cirinya adalah letak daun berjejal pada pangkal
batang, bentuk daun seperti pita tidak berongga, tangkai bunga tidak beruas
berbentuk silindris, tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh
tersembunyi.
1.
Gulma golongan rumput-rumputan (grasses)
Kelompok
ini mencakup semua anggota dari famili poaceae atau gramineae. Istilah lain yang sering digunakan untuk
golongan gulma ini adalah gulma berdaun sempit. Gulma dalam kelompok ini
berdaun sempit seperti teki-tekian tetapi memiliki stolon, alih-alih umbi.
Kelompok gulma ini ditandai dengan ciri utama yaitu tulang daun sejajar dengan tulang
daun utama, berbentuk pita, dan terletak berselang seling pada ruas batang.
Batang berbentuk silindris, beruas dan berongga. Akar gulma golongan ini
tergolong akar serabut. Contoh gulma kelompok ini adalah alang-alang (Imperata
cylindrica).
2. Gulma
golongan berdaun lebar (broadleaves)
Anggota gulma golongan berdaun lebar paling banyak
dijumpai di lapangan dan paling beragam jenisnya. Semua jenis gulma yang tidak
termasuk dalam famili poaceae dan cyperaceae termasuk dalam
golongan gulma berdaun lebar. Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae
termasuk dalam kelompok ini. Ciri utamanya mempunyai daun yang lebar dengan
bentuk yang bermacam-macam tergantung dari famili-nya, ada yang lonjong, bulat,
menjari atau berbentuk hati. Akar yang dimiliki umunya berupa akar tunjang,
tetapi jenis paku-pakuan atau pakis memiliki perakaran serabut. Batang umumnya
bercabang, berkayu atau sukulen. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa
budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Contoh
gulma ini ceplukan (Physalis angulata L.), wedusan (Ageratum
conyzoides L.), sembung rambut (Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa
pudica).ecek gndok
Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang tumbuh di antara
tumbuhan yang ditanam. Seorang petani menanam padi di sawah, tidak menanam
rumput. Akan tetapi, rumput-rumput selalu tumbuh mengikuti tanaman padi,
sehingga petani harus menyiangi tanaman padinya untuk membuang rumput yang
tumbuh. Tumbuhan penganggu padi diantaranya semanggani (semangen) dan genjer.
Pada saat kita menanam tumbuhan di darat, sering kali tumbuhan yang kita tanam
diikuti oleh tumbuhan rerumputan (gulma). Gulma ini akan merugikan tumbuhan
pokok, karena dapat mengambil zat hara dalam tanah, sehingga tanaman pokok
terganggu. Walaupun gulma tidak menimbulkan kematian pada tanaman pokok, namun
akan menimbulkan hasil yang kurang memuaskan karena di dalam tanah terjadi
persaingan pengambilan zat makanan.
Praktikum 1
1.Cyperus
rotundus ( Teki )
Gulma golongan teki
Deskripsi
Morfologi
Herba menahun, tinggi 0.1 – 0.8 m ( 1m )
Batang tumpul sampai persegi tiga tajam, lunak ,
membentuk umbi , hijau pucat.
Daun berjumlah 4 – 10 helai dan letaknya berjejal pada
pangkal batang, dengan pelepah daun yang
tertutup tanah, helaian daun bentuk garis, dari atas
hijau tua mengkilat, 10 – 60 kali 0.2 – 0.6 cm.
Bunga Majemuk, di ujung batang, bentuk bulir, panjang 1-3
cm, lebar 2 mm, benang sari tiga, kepala
sari merah, putik panjang ± 1,5 cm, coklat.
Buah Bulat telur, panjang ± 1,5 cm, coklat.
Akar Serabut, putih kotor.
Anak bulir terkumpul menjadi bulir yang pendek dan tipis,
dan keseluruhan terkumpul lagi menjadi berbentuk panjang. Daun pembalut
berjumlah 3 – 4, tepi kasar, tidak merata. Jari-jari payung 6 – 9, pangkal
tertutup oleh daun pelindung yang berbentuk tabung, yang t erpanjang 3 – 10 cm,
yang terbesar sekali lagi bercabang. Anak bulir 3 – 10 berkumpul dalam bulir,
duduk, berbetnuk garis, sangat gepeng, coklat, panjang 1 – 3 cm, lebar 2 mm, berbunga
10 – 40. sekam dengan punggung hijau dan sisi coklat, panjang kurang lebih 3
mm. Benang sari 3, kepala sari kuning cerah. Tangkai putik bercabang 3. buah
memanjang sampai bulat telur terbalik, persegi tiga, coklat, panjang kurang
lebih 1.5 mm. Penyebaran Penyebarannya baik di daerah tropis ataupun daerah sub
tropis. Perbanyakan Berkembang biak terutama denganum bi ny a Habitat Dapat
tumbuh pada bermacam-macam keadaan tanah dengan ketinggian 1 – 1000 m. Gulma
ini termasuk gulma tahunan yang berkembang biak terutama dengan umbinya. Umbi
gulma ini dapat tumbuh pada suhu sekitar 13 – 14°C dansuhu optimum untuk
pertumbuhan teki berkisar antara 30 – 35°C
Pemanfaatan
Umbi Cyperus rotundus berkhasiat sebagai obat kejang
peait, peluruh air seni dan bahan kosmetika. Kandungan kimia
Akar Cyperus rotundus mengandung saonin, flavonoida,
disamping minyak atsiri. Pengendalian Sistem Pergiliran tanam