SELAMAT DATANG DI GUDANG ILMU

SELAMAT DATANG DI GUDANG ILMU
MEMBACA ADALAH AWAL DARI PERUBAHAN KARENA DENGAN MEMBACA ANDA AKAN MENGUASAI DUNIA INI, PERBANYAKLAH ILMUMU DENGAN MEMBACA, SETELAH MEMBACA COBALAH IMPLEMENTASIKAN HASIL BACAAN ANDA DALAM KEHIDUPAN ANDA. By. MISBAHRUDDIN SANG PENERANG

IKLAN

Rabu, 16 Januari 2013

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH 2013

 
LOMBA KARYA TULIS EKONOMI ISLAM TINGKAT MAHASISWA SE-BALI NUSRA.
Lomba Karya Tulis Ekonomi Islam (LKTEI) merupakan tulisan berisi ide atau gagasan kreatif karya berdasarkan data yang dianalisa secara runtut, tajam dan diakhiri dengan kesimpulan yang relevan. Hasil karya ini diharapkan mempunyai pemikiran kedepan untuk memecahkan masalah dan membahas isu-isu terkini di seputar Ekonomi Islam.
Sub tema :
1.     Eksistensi Ekonomi Syari’ah di Indonesia.
2.     Kebijakan publik dalam membentuk tatanan masyarakat sejahtera ( berbasis ekonomi Syari’ah).
3.     Membangun kompentensi SDM perbankan syariah sebagai lokomotiv pembangunan ekonomi indonesia.
Hadiah untuk para pemenang adalah sebagai berikut:
a. Juara 1: Tropy + Uang Tunai + Piagam Rp. 500.000
b. Juara 2: Tropy + Uang Tunai + Piagam Rp. 400.000
c. Juara 3: Tropy + Uang Tunai + Piagam Rp. 300.000

JADWAL KEGIATAN LKTEI ORISA 2013
1.     Penyerahan/ pengiriman naskah dalam bentuk hardcopy ke alamat panitia: sekretariat Forum kajian Ekonomi Islam ( FoKEI) Fakultas Ekonomi Universitas Mataram, Gedung PKM FE UNRAM. Jl.Majapahit No.62 83125, Dan soft copy dikirim ke alamatE-mail : panitia_orisa2013@yahoo.co.id
2.     Setelah mengirim naskah harap konfirmasi ke panitia : Rasyid ( 087863395835) atau Fitriah (087780399171)
3.     Pengumuman peserta finalis (10 orang) akan  disampaikan oleh panitia melalui selluler, website panitia (http//fokeifeunram.blogspot.com/), dan e-mail pada tanggal 17 Maret 2013 .
4.     Presentasi 10 orang Peserta finalis akan dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2013 di Ruang Sidang Fakultas Ekonomi Lt.2
Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada hari sabtu, tgl 23 Maret 2013 saat acara Closing Ceremnoy Orisa 2013 di Gedung Arena Budaya Universitas Mataram

Informasi dan Ketentuan lebih lanjut dapat anda download  disini  

OLIMPIADE EKONOMI ISLAM TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT


 
KETENTUAN UMUM PESERTA :

Pesertanya Siswa SMA/MA dan sederjat yang masih aktif sebagai siswa dilingkup wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat 
Masing- masing SMA/MA, SMK sederajat mengirimkan maksimal delegasi 2 tim ( per tim 3 orang). Dengan terlebih dahulu mendaftarkan siswa delegasinya  yaitu dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang sudah disediakan panitia, Formulir dikirim kepada panitia melalui e-mail yang sudah disediakan pantia (panitia_orisa2013@yahoo.co.id). Siswa delegasi merupakan siswa yang masih aktif sekolah di sekolah yang bersangkutan di buktikan dengan fotcopy kartu tanda mahasiswa atau tanda pengenal lainnya, siswa yang didelegasikan maksimal semester 5. Selanjutnya membayar biaya pendaftaran Rp 150.000 per tim ke No. Rekening : 0252344035 ( Bank BNI a.n Muhamad Bai’ul Hak ) Konfirmasi pengiriman Ke no. 087863332633.
Informasi dan ketentuan lebih lanjut serta Formulir pendaftaran dapat anda download disini 

MAKALH PENYAKIT TANAMAN


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa salah satu kendala dalam usaha peningkatan di bidang pertanian adalah adanya gangguan akibat serangan hama yang secara tidak langsung keberadaan hama ini akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi petani di daerah tersebut.
Serangan hama tanaman merupakan salah satu kendala yang sangat meresahkan para petani. Bagaimana tidak, dalam batas tertentu populasi hama dapat menyebabkan penurunan produksi pertanian yang akhirnya dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi petani. Serangan hama tersebut dapat terjadi pada berbagai komoditas baik itu komoditas pangan, holtikultura maupun perkebunan.. Keberadaan hama disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitarnya seperti cuaca, factor geografis serta tindakan manusia, sehingga jenis hama, dominansi, intensitas dan luas serangannya berbeda antar daerah satu dengan yang lain.
Komponen utama langkah-langkah perlindungan, dewasa ini adalah penggunaan pestisida.  Meskipun demikian banyak contoh klasik yang berhasil mengendalikan hama dengan pengendalian hayati dan penggunaan varietas yang resisten; akan tetapi pengunaannya terbatas pada beberapa tanaman, terhadap beberapa hama, dan di beberapa daerah saja. Meskipun demikian kecenderungan dan pemakaian metode ini secara konsisten bertambah dan ada bukti dalam program penelitian lembaga nasional maupun internasional. Alat penting lainnya yang dapat digunakan secara efektif untuk menghindarkan atau menekan populasi adalah manipulasi cara bercocok tanam atau agronomi dalam sistem usaha tani. Namun kunci dari keberhasilan pengendalian serangan hama disuatu daerah sangatlah bergantung dari identifikasi, inventarisasi dan analisis permasalahan hama dan lapangan yang dihadapi petani di suatu daerah, sehingga tindakan pengendalian yang dilakukan tepat dan terpadu.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian hama berhubungan erat dengan kepentingan ekonomi manusia. Hama dapat didefinisikan sebagai binatang yang merusak tanaman sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi karena menurunkan produksi tanaman baik kualitas maupun kuantitas. Dengan demikian tidak semua binatang dapat berstatus sebagai hama (Mudjiono et al., 1991).
Hama adalah suatu penyebab kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat dengan pancaindera (mata). Hama tersebut dapat berupa binatang. Hama dapat merusak tanaman secara langsung maupun tak langsung. Hama yang merusak tanaman secara langsung dapat dilihat bekasnya pada tanaman yang diserang, misalnya gerekan dan gigitan. Sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung biasanya melalui penyakit (Matnawy, 1989).
Hama menjadi masalah karena merusak tanaman dengan cara makan, bertelur, berkepompong, berlindung, atau bersarang tergantung spesiesnya. Hama melukai tanaman, menyebabkan kerusakan, mengurangi hasil panen, mengurangi pendapatan petani, dan akhirnya mengurangi
kesejahteraan masyarakat. Salah satu faktor yang menentukan pentingnya suatu hama adalah potensi atau kemampuan merusak hama tersebut. Salah satu cara merusak ialah dengan mengambil pakan baik dalam bentuk padat maupun cair menggunakan alat mulutnya. Tanda dan gejala serangan ini sangat penting dalam pekerjaan monitoring hama, karena tanda serangan tiap jenis hama khas atau spesifik sehingga keadaan suatu hama pada suatu saat dapat diketahui dengan pasti dan benar (Wagiman, 2003).
Pengamatan populasi hama secara garis besar dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu (1) pengamatan populasi mutlak, (2) pengamatan populasi relatif dan (3) pengamatan indeks populasi. Masing-masing cara tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri sehingga perlu ditentukan cara mana yang dipilih untuk memberikan keefektivan yang paling besar (Harjaka dan Sudjono, 2005).
Penggunaan pestisida, di samping pertimbangan lingkungan dan lainnya, akan tergantung pada persyaratan energi dan rasio masukkan atau keluaran dalam istilah enrgi dan keuntungan ekonomi. Karena itu srategi yang akan datang dalam mengembangkan langkah-langkah perlindungan tanaman secar terpadu harus ditujukan pada pengendalian hama untuk menstabilkan angka hasil (yield) dalam konteks perkembangan pertanian dan situasi sosio ekonomi. Menurut Untung (1993), pengendalian kimiawi adalah penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama agar hama tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman yang diusahakan. Pestisida mungkin merupakan bahan kimiawi yang dalam sejarah umat manusia telah memberikan banyak jasanya baik dalam bidang pertanian, kesehatan, pemungkinan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam pertanian modern, pestisida telah menjadi bagian yang penting sekali dan tidak dapat dibuang. Namun demikian pestisida adalah zat yang sangat beracun, yang apabila tidak digunakan dengan bijaksana dapat menimbulkan pengaruh atau efek samping yang tidak diinginkan. Maka, untuk melindungi keselamatan manusia, sumber – sumber kekayaan perairan, flora dan fauna serta untuk menghindari  kontaminasi lingkungan peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida perlu diatur. Hal itu tercakup dalam peraturan pemerintah no 7 tahun 1993. tujuan dari peraturan itu supaya pestisida digunakan dengan benar, aman, efektif dan efisien ( Wardoyo, 1997).
Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama dalam arti luas (jasad pengganggu). Kata pestisida berasal dari kata pest = hama (jasad pengganggu) dan sida = pembunuh. Jadi, artinya adalah pembunuh hama (jasad pengganggu) yang bertujuan meracuni hama, tetapi kurang atau tidak meracuni tanaman atau hewan (Martin dan Woodcock, 1983 cit. Triharso, 2004).
Pestisida saat ini merupakan sarana pengendalian OPT yang paling banyak digunakan seluruh petani di Indonesia karena dianggap efektif, secara ekonomi menguntungkan. Pada komoditi buah-buahan dan sayuran, penggunaan pestisida sudah berlebihan dan sangat membahayakan kesehatan pekerja, konsumen, masyarakat dan lingkungan. Tingkat pengetahuan dan ketrampilan dasar petani tentang pestisida sangat kurang. Beberapa penyimpangan yang dilakukan petani adalah masalah penyemprotan melebihi anjuran atau di bawah baku anjuran, interval penyemprotan diperpendek, peningkatan praktek “campur-mencampur” pestisida yang tidak sesuai, serta ketidaksesuaian alat (nozel) dengan volume semprot yang digunakan (Untung, 2006).


DAFTAR PUSTAKA
Harjaka, T., dan S. Sudjono. 2005. Petunjuk Praktikum Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman. Jurusan Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Matnawy, H. 1989. Perlindungan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
Untung, K. 2006. Hand Out Kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Mudjiono, G., B. T. Rahardjo., T. Himawan. 1991. Hama-hama Penting Tanaman Pangan. Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
Triharso. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Wagiman, F. X. 2003. Hama Tanaman: Cemiri Morfologi, Biologi dan Gejala Serangan. Jurusan Hama Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Wardoyo,S. 1997. Aspek Pestisida di Indonesia. Edisi ketiga. Pusat penelitian pertanian. Bogor.

MAKALAH AGROKLIMATOLOGI (Pengukuran Kecapatan Angin, arah angin dan curah hujan)


Pengukuran Kecepatan Angin, Arah Angin dan Curah Hujan


PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam, sehingga segala kegiatan dipermukaan bumi tidak lepas dari pengaruh cuaca dan iklim. Ada 3 komponen yang saling pengaruh-mempengaruhi yaitu soil, plant, atmosphere (tanah-tumbuhan-atmosfir). Dalam dunia pertanian sasaran utamanya adalah mengelola tanaman beserta faktor lingkungannya untuk mendapatkan hasil yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Salah satu unsur cuaca seperti angin, dapat juga mempengaruhi hasil dari pertanian itu sendiri. Angin sangat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan dari tanaman tersebut, karena angin bisa membantu proses perkembangbiakan tanaman-tanaman pertanian. Angin sangat berpengaruh pada curah hujan suatu daerah, karena yang menentukan dimana hujan turun adalah angin yang menghembuskan awan mendung ke suatu daerah.
Bentuk presiritasi terpenting di Indonesia adalah hujan karena pengaruhnya terhadap bidang pertanian sangat luas, curah hujan daerah satu dengan daerah yang lainnya berbeda-beda tergantung dari kondisi lingkungannya. Data hidrologi semacam curah hujan, sangat perlu untuk memperkirakan kabutuhan air di lahan pertanian. Ini terkait untuk mendukung program ketahanan pangan di daerah pertanian. Suburnya lahan pertanian di sebagian besar dataran sangatlah bergantung dari limpahan air hujan. Dengan adanya air hujan, diperkirakan sekitar 150 ton nutrisi jatuh ke Bumi setiap tahunnya. Selain itu, hujan akan menjamin ketersediaan air bagi kehidupan di Bumi. Pasalnya, air segar yang langsung dapat dikonsumsi manusia adalah berupa air hujan.
Pada praktikum kali ini kita diperkenalkan alat untuk pengukuran arah dan kecepatan angin serta curah hujan. Anemometer untuk pengukuran arah dan kecepatan angin sedangkan Penakar Hujan Otomatis untuk mengukur curah hujan. Pengetahuan tentang alat dan kegunaannya akan semakin lengkap dan optimal dengan mengamati alat-alat tersebut dalam praktikum agroklimatologi.
Tujuan praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah untuk mengamati alat-alat yang biasa digunakan dalam pengukuran kecepatan dan arah angin serta curah hujan. Memahami fungsi alat dan bagian-bagian alat serta cara kerja masing-masing alat tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Angin merupakan suatu vektor yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin. Kecepatan angin dapat dihitung dari jelajah angin (cup counter anemometer) dibagi waktu (lamanya periode pengukuran). Mengukur arah angin haruslah ada angin atau cup‑counter anemometer dalam keadaan bergerak.  (Anonim, 2010).
Arah angin biasa dinyatakan dengan arah dari mana angin tersebut datang, sedangkan kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam satuan meter/detik, km/jam dan mil/jam. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut Anemometer. Ada beberapa jenis anemometer : Anemometer mangkuk (cup anemometer), anemometer baling-baling (propeler anemometer) anemometer arus konstan (constan current anemometer). Namun yang umum digunakan adalah anemometer mangkuk. Kecepatan angin di alam biasanya dapat dikenali dengan tanda-tanda yang diakibatkan oleh tiupan angin tersebut (Soemeinaboedhy, 2006).
Faktor pendorong utama angin adalah gaya gradient tekanan. Gradien tekanan adalah perbedaan tekanan per satuan jarak dengan arah horizontal dan tegak lurus isobar. Makin besar gradient tekanan maka kecepatan angin makin besar. Untuk gradient yang sama, kecepatan angin ditentukan juga oleh letak geografis, ketinggiaan tempat dan waktu. Angin selalu bergerak karena perbedaan tekanan udara dan selalu dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Perbedaan tekanan ini disebabkan karena perbedaan suhu, perbedaan suhu ini antara lain adalah disebabkan karena perbedaan penerimaan radiasi. Disamping itu ada gaya sekunder yang mempengaruhi angin yaitu : Gaya Cariolis, gaya sentrifugal dan gaya gesekan (Bayong, 2005).
Curah hujan sebagai yang tercurah dari langit dan diukur oleh penakar hujan dengan luasan diameter tertentu merupakan kondisi air yang tercurah dalam suatu luasan tertentu. Dan untuk perhitungan kasar volume air yang jatuh dari langit dapat dihitung dengan mempertimbangkan luasan suatu daerah tertentu dikalikan dengan tinggi curah hujan yang terukur yang akan menghasilkan satuan volume air. Karena wilayah Indoneisa merupakan daerah tropis dengan intensitas hujan berbeda dari satu tempat ke tempat lain meskipun jaraknya sangat dekat (satuan kilometer), maka perhitungan besarnya intensitas hujan akan ditentukan oleh banyaknya penakar hujan. Dengan perhitungan secara hidrologis yang dikenal dengan planimetri akan dapat dihitung intensitas rata-rata dalam suatu kawasan. Hitungan ini umumnya digunakan untuk menghitung volume air hujan yang tercurah dari langit untuk kepentingan pembentukan embung dam atau waduk (Anonim, 2010).
Prinsip penakar hujan tipe Hellman  yaitu air hujan yang jatuh pada mulut penakar masuk ke dalam silinder. Di dalam silinder kolektor ini terdapat sebuah pelampung penggerak tangkaipena. Goresan pena diterima oleh silindeer pias. Silinder kolektor mempunyai daya tampung maksimum 10 mm. Tepat pada saat kolektor penuh, maka air senilai 10 mm ini tercurah habis melalui pipa pembuangan. Bersamaan dengan ini pelampunmg turun ke dasar dan pena kembali ke titik nol pada skala pias. Penakar ini umumnya mencatat periode hujan harian sehingga untuk menghitungnya : (X x 10mm) + Y mm ( Sutiknjo, 2005 )
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 28 Desember 2010, pukul 11.30 WITA. Bertempat di laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
B.     Alat dan Bahan Praktikum
Alat - alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini  antara lain yaitu Anemometer dan Penangkar hujan otomatis.
C.  Prosedur Kerja
1.      Didengar penjelasan Co. ass mengenai fungsi dari alat maupun fungsi dari   
      bagian-bagian alat yang diamati.
2.      Diamati bagian-bagian alat  yang disediakan.
3.      Dicatat bagian-bagian maupun fungsi dari alat yang diamati.
4.      Dipotret alat-alat praktikum yang diamati.

HASIL PENGAMATAN
Cara Pemasangan
·     Anemometer
Anemometer dan arah angin harus dipasang di tempat yang bebas dari halangan, tetapi harus mewakili suatu lingkungan yang datanya diperlukan, serta alat harus dipasang vertikal dengan ketinggian tertentu dari permukaan tanah (biasanya 2 meter untuk klimatologi dan 10 meter untuk lapangan).
·     Penakar Curah Hujan Otomatis
Penakar  hujan tidak boleh dipasang pada tempat/tanah yang miring, di atas dinding atau bukit, harus dipasang di tempat yang datar dan aman bebas dari benda sekitar, jika terdapat benda di sekitarnya maka usahakan agar jarak benda terhadap penakar hujan paling sedikit satu kali lebih tinggi benda tersebut (dihitung dari bagian corong penakar hujan). Kemudian penakar hujan dipasang dengan jalan menyekrupnya dengan sebuah balok bulat yang sudah dicat putih dan ditanam pada pondasi beton.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kita telah mengamati 2 alat yang mempunyai manfaat dalam bidang pertanian, yaitu anemometer dan penangkar curah hujan otomatis. Berdasarkan hasil pengamatan serta penjelasan dari Co. ass, dapat kita ketahui bahwa anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah angin, sedangkan curah hujan otomatis adalah alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan.
Dapat diketahui pada alat pengukur kecepatan dan arah angin (anemometer) mempunyai bagian-bagian yang saling terkait antara satu dan lainnya sehingga bisa mengukur kecepatan dan arah angin. Bagian-bagian tersebut diantaranya yaitu bagian yang berfungsi mengukur arah angin, bagian yang berfungsi mengukur kecepatan angin dan bagian perekam yang dihubungkan ke komputer. Bagian yang berfungsi mengukur arah angin terdiri dari sensor vertikal dan bagian yang terkena angin. Sedangkan bagian yang berfungsi mengukur kecepatan angin terdiri dari baling-baling berbentuk Bangkok dan sensor vertikal. Sensor vertikal berfungsi memberi sensor atau data ke bagian perekam.
Mekanisme untuk bagian yang berfungsi mengukur arah angin yaitu, saat bagian yang terkena angin berputar karena angin, maka sensor vertikal akan meneruskan sensor yang diterimanya tersebut ke bagian perekam, kemudian bagian perekam akan menerjemahkan sensor tersebut menjadi data arah angin yang selanjutnya akan ditampilkan pada monitor komputer.
Sedangkan mekanisme untuk bagian yang berfungsi mengukur kecepatan angin, pada dasarnya sama dengan mekanisme pada bagian yang berfungsi mengukur arah angin. Pada saat baling-baling berputar karena tiupan angin maka sensor vertikal akan meneruskan sensor yang diterimanya tersebut ke bagian perekam, kemudian bagian perekam akan menerjemahkan sensor tersebut menjadi data kecepatan angin yang selanjutnya akan ditampilkan pada monitor komputer.
Selain alat pengukur kecepatan dan arah angin kita juga mengamati alat untuk mengukur curah hujan yng disebut dengan penakar curah hujan otomatis. Alat ini mempunyai bagian-bagian tersendiri yang masing-masing berfungsi dalam perhitungan curah hujan. Mulut penakar yang terdapat pada bagian atas alat ini berfungsi sebagai jalan masuknya air hujan. Pada mulut penakar terdapat penyaring yang berfungsi untuk menyaring air hujan. Di dalam alat ini juga sudah ada alat penampung air hujan yang disebut dengan tabung atau badan penakar. Alat ini mempunyai kabel untuk menyalurkan data ke komputer. Selain itu pada bagian bawah alat ini terdapat 2 bagian yang berfungsi sebagai alat pembaca yang dihubungkan langsung ke komputer, diamana curah hujan diterjemahkan menjadi data curah hujan. Pada bagian bawah juga terdapat saluran pembuangan, yang berfungsi sebagai saluran  pembuangan air hujan, jika sudah tidak digunakan lagi dalam pengukuran.
Pada bidang pertanian, alat-alat tersebut sangat dibutuhkan. Dalam bidang pertanian dibutuhkan pengetahuan tentang prakiraan masa tanam, untuk penanaman tanaman. Angin bisa mempengaruhi berbagai hal diantaranya yaitu  mempengaruhi perkembangbiakan tanaman, misalnya saja penyerbukan tanaman, mempengaruhi jatuhnya hujan di lahan pertanian pada suatu daerah. Selain itu juga angin mempengaruhi laju evapotranspirasi tanaman, mekanisme evapotranspirasi tersebut yaitu dipindahkannya uap air yang keluar, melaui pori-pori daun. Semakin besar kecepatan angin semakin besar pula laju evapotranspirasi yang terjadi pada tanaman tersebut sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi penyerapan unsur hara di dalam tanah yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.
Seperti yang dikatakan sebelumya, hujan juga dipengaruhi oleh angin. Pada saat curah hujan tinggi, biasanya penyebaran penyakit pada tanaman juga meningkat. Curah hujan juga berkaitan dengan irigasi atau pengairan suatu lahan pertanian. Oleh karena itu dengan mengetahui alat-alat klimatologi seperti anemometer dan curah hujan otomatis tersebut kita dapat memprakirakan keadaan yang tepat untuk menanam suatu jenis tanaman, karena masing-masing tanaman memeiliki respon yang bebeda-beda terhadap unsur cuaca seperti angin dan hujan tadi.

PENUTUP
Kesimpulan
    Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut :
1.   Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan angin dan  
 mengetahui arah angin adalah anemometer, sedang alat yang digunakan
 dalam mengukur curah hujan adalah penakar hujan otomatis.
2.  Dengan mengetahui anemometer dan penakar curah hujan otomatis kita  
 bisa memprakirakan keadaan yang tepat untuk masa tanam suatu jenis
 tanaman.
3. Masing-masing alat memiliki cara kerja masing-masing. Bentuk dan pemasangan masing-masing alat juga berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA 
Anonim,2010. Instrumen Klimatologi. http://virgawati. files. wordpress. com/2008/05/ alat2 dibmg. ppt. Diakses pada tanggal 24 November 2010,  pukul 13:00 WITA. 
Soemeinaboedhy, Nyoman I,2006.Agroklimatologi.UPT Universitas Mataram: Mataram.  
Sutiknjo, Tutut D.2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi.Fak. Pertanian Universitas Kediri: Kediri. 
 Tjasyono, Bayong. 2005. Klimatologi. ITB: Bandung
 
PENDAHULUAN
I.     LATAR BELAKANG
Pada umumnya dipandang dari manfaat yang didapat, tumbuhan dibagimenjadi dua yaitu, tanaman yaitu tumbuhan yang menguntungkan dandibudidayakan dan tumbuhan yang merugikan. Tumbuhan yang menguntungkandisebut tanaman yaitu tumbuhan yang dibudidayakan oleh manusia atau sengajauntuk ditanam karena mempunyai nilai ekonomis yang menjanjikan. Sedangkantumbuhan yang merugikan adalah tumbuhan yang tidak dikehendakikeberadaannya. Dalam kegiatan budidaya atau dalam ilmu pertanian, tumbuhantersebut sering disebut dengan gulma (weed). Pengertian gulma yang lain adalahtumbuhan yang belum diketahui manfaatnya secara pasti sehingga kebanyakanorang juga menganggap bahwa gulma mempunyai nilai negatif yang lebih besar daripada nilai ekonomisnya. Sehingga gulma tersebut harus dimusnahkan dari,agar tidak menimbulkan kerugian - kerugian yang lainnya, yang nantinya dapatmengganggu kegiatan pertanian. Baik secara teknis, produksi, maupun secaraekonomis.Menurut wikipedia, (Wikipedia, 2011) gulma adalah tumbuhan yangkehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasilyang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Batasan gulma bersifat teknis dan plastis.
Teknis
, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian.Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi .
 Plastis
, karena batasan ini tidak mengikat suatuspesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman, erguna dapat menjadi gulma.Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di sela-sela pertanaman monokultur 
 
 jagung dapat dianggap sebagai gulma, namun pada sistem tumpang sari keduanyamerupakan tanaman utama. Meskipun demikian, beberapa jenis tumbuhandikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan alang-alang. Ilmu yangmempelajari gulma, perilakunya, dan pengendaliannya dikenal sebagai ilmugulma.Kehadiran gulma sendiri secara langsung dapat mempengaruhi produksitanaman, baik secara kualitas maupun kuantitas, kemudian juga dapatmenghambat praktek budidaya pertanian. seperti dengan adanya gulma kualitasakan menurun, karena biji gulma tersebut tercampur pada saat pengolahan tanah.kemudian kuantitas juga akan menurun, karena terjadi kompetisi dalam saranatumbuh ( hara, air, udara, cahaya, ruang gerak ) dalam jumlah terbatas,tergantung dari varietas, kesuburan, jenis, kerapatan, dan lamanya tumbuh. Halinilah yang kemudian menimbulkan gagasan petani untuk mengendalikan gulma.Dengan tujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan produktifitas tanaman.Kerusakan tanaman atau penurunan produksi pertanian akibat gulma padaumumnya memiliki korelasi yang searah dengan populasi gulma itu sendiri.Dalam hal ini faktor yang paling nampak adalah perebutan penguasaan saranatumbuh, ruang gerak dan nutrisi antara tanaman dan gulma. Untuk itu pengendalian gulma penting dilakukan dalam penyelamatan produksi tanaman.Sebab, sebagian besar gulma mampu berkembang dengan cepat danmendominasi lahan. Apabila penguasaan sarana tumbuh dimenangkan olehgulma, maka pada umumnya tanaman akan mengalami gangguan fisiologis yang berakibat pada penurunan produksi atau bahkan kematian tanaman itu sendiri.Kematian tersebuat selain karena kesulitan mendapatkan nutrisi, ada jenis gulmatertentu yang mampu mengeluarkan enzim akar yang mampu merusak atau
 
meracuni tanaman. Kerusakan yang ditimbulkan gulma akan menentukan apakahgulma tersebut merupakan gulma penting atau bukan. Kerusakan tersebutumumnya memiliki hubungan dengan ambang ekonomi pertanian yang dapat berbeda pada setiap tanaman berdasarkan nilai ekonominya.Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui gulma - gulma yangmemiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup.Dalam hal ini, penguasaan sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulmatersebut penting atau tidak. Namun dalam hal ini jenis tanaman memiliki peran penting, karena tanaman tertentu tidak akan terlalu terpengaruh oleh adanyagulma tertentu, meski dalam jumlah yang banyak
 
II.       TINJAUAN PUSTAKA

Dalam pengertian ekologis gulma adalah tumbuhan yang mudahmenyesuaikan diri dengan lingkungannya yang berubah. Salah satu faktor  penyebab terjadinya evolusi gulma adalah faktor manusia. Manusia merupakan penyebab utama dari perubahan lingkungan dan gulma mempunyai sifat mudahmempertahankan diri terhadap perubahan tersebut dan segera beradaptasi denganlingkungan tempat tumbuhnya.Dengan kata lain gulma memiliki genetic plasticityyang besar. Sifat inidiperoleh dari seleksi alam yang terus menerus, beberapa sifatumum gulma untuk mempertahankan eksistensinya antara lain mempunyaiadaptasi yang kuat, mempunyai daya saing yang tinggi, dapat membentuk spora/biji banyak, cepat berkembangbiak, mampu berkecambah dan tumbuh padakondisi zat hara dan air yang sangat minim, mempunyai sifat dorman yang luas(biji tidak mati dan mengalami dorman bila lingkungan kurang baik untuk  pertumbuhan). Gulma dijumpai pada setiap peristiwa pemanfaatan penggunaantanah danair. Permasalahan yang timbul berbeda intensitasnya, tergantung padatempat dantingkat pemanfaatan tempat tersebut. Pada pertanaman yang berbedaakanmempunyai permasalahan dan komposisi spesies gulma yang berbeda pula.Sebagai contoh permasalahan dan komposisi spesies gulma pada pertanaman padisawah, padi gogo/ladang, padi gogo rancah dan padi pasang surut akan berbedawalaupun jenis pertanaman yang dibudidayakan sama yaitu padi. Pada pertanaman perkebunan, masalah yang timbul tentu akan berbeda dengan masalah pada pola pertanaman tanaman pangan. (Yakup, 2002).
Tumbuhan ± tumbuhan gulma ternyata juga bermanfaat. Misalnya,mereka dapat mengurangi erosi tanah saat tumbuhan ± tumbuhan yang di tebang
 
tidak dapat tumbuh lagi. Mereka juga memeberikan perlindungan dan makanan bagi burung ± burung dan hewan ± hewan liar lainnya. Rumput api adalah salahsatu dari banyak gulam yang di gunakan dalam pembuatan obat untuk mengurangirasa sakit. (Diah aryulina 2006)


  DAFTAR PUSTAKA
 [anonim].2009. Analisis Vegetasi Gulma  Kuantitatif  
.http://riskaiskandar.blogspot.com/2009/02/analisis-vegetasi-gulma-kuantitatif.html [diakses 16 Maret 2011 ].Wikipedia. 2010.
Gulma
. http://id.wikipedia.org/wiki/gulma [diakses 16 Maret2011] Yakup, Sukman Y. 2002. Gulma d  an Teknik   Pengen d  aliannyaJakarta : PT RajaGrafindo Persada
 
 Yakup, Sukman Y. 2002. Gulma d an Teknik   Pengen daliannya.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada



1.      Gulma golongan Teki-Tekian (sedges)
Kelompok ini mencakup semua anggota dari famili Cyperaceae (suku teki-tekian). Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), Wudelan (Cyperus kyllinga), dan Scirpus moritimus. Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat. Ciri-cirinya adalah letak daun berjejal pada pangkal batang, bentuk daun seperti pita tidak berongga, tangkai bunga tidak beruas berbentuk silindris, tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh tersembunyi. 

1.      Gulma golongan rumput-rumputan (grasses)
Kelompok ini mencakup semua anggota dari famili poaceae atau gramineae. Istilah lain yang sering digunakan untuk golongan gulma ini adalah gulma berdaun sempit. Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki-tekian tetapi memiliki stolon, alih-alih umbi. Kelompok gulma ini ditandai dengan ciri utama yaitu tulang daun sejajar dengan tulang daun utama, berbentuk pita, dan terletak berselang seling pada ruas batang. Batang berbentuk silindris, beruas dan berongga. Akar gulma golongan ini tergolong akar serabut. Contoh gulma kelompok ini adalah alang-alang (Imperata cylindrica).

2.      Gulma golongan berdaun lebar (broadleaves)

Anggota gulma golongan berdaun lebar paling banyak dijumpai di lapangan dan paling beragam jenisnya. Semua jenis gulma yang tidak termasuk dalam famili poaceae dan cyperaceae termasuk dalam golongan gulma berdaun lebar. Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Ciri utamanya mempunyai daun yang lebar dengan bentuk yang bermacam-macam tergantung dari famili-nya, ada yang lonjong, bulat, menjari atau berbentuk hati. Akar yang dimiliki umunya berupa akar tunjang, tetapi jenis paku-pakuan atau pakis memiliki perakaran serabut. Batang umumnya bercabang, berkayu atau sukulen. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Contoh gulma ini ceplukan (Physalis angulata L.), wedusan (Ageratum conyzoides L.), sembung rambut (Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa pudica).ecek gndok

Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang tumbuh di antara tumbuhan yang ditanam. Seorang petani menanam padi di sawah, tidak menanam rumput. Akan tetapi, rumput-rumput selalu tumbuh mengikuti tanaman padi, sehingga petani harus menyiangi tanaman padinya untuk membuang rumput yang tumbuh. Tumbuhan penganggu padi diantaranya semanggani (semangen) dan genjer.
Pada saat kita menanam tumbuhan di darat, sering kali tumbuhan yang kita tanam diikuti oleh tumbuhan rerumputan (gulma). Gulma ini akan merugikan tumbuhan pokok, karena dapat mengambil zat hara dalam tanah, sehingga tanaman pokok terganggu. Walaupun gulma tidak menimbulkan kematian pada tanaman pokok, namun akan menimbulkan hasil yang kurang memuaskan karena di dalam tanah terjadi persaingan pengambilan zat makanan.

Praktikum 1
1.Cyperus rotundus ( Teki )
Gulma golongan teki

Deskripsi
Morfologi
Herba menahun, tinggi 0.1 – 0.8 m ( 1m )
Batang tumpul sampai persegi tiga tajam, lunak , membentuk umbi , hijau pucat.

Daun berjumlah 4 – 10 helai dan letaknya berjejal pada pangkal batang, dengan pelepah daun yang
tertutup tanah, helaian daun bentuk garis, dari atas hijau tua mengkilat, 10 – 60 kali 0.2 – 0.6 cm.
Bunga Majemuk, di ujung batang, bentuk bulir, panjang 1-3 cm, lebar 2 mm, benang sari tiga, kepala
sari merah, putik panjang ± 1,5 cm, coklat.
Buah Bulat telur, panjang ± 1,5 cm, coklat.
Akar Serabut, putih kotor.
Anak bulir terkumpul menjadi bulir yang pendek dan tipis, dan keseluruhan terkumpul lagi menjadi berbentuk panjang. Daun pembalut berjumlah 3 – 4, tepi kasar, tidak merata. Jari-jari payung 6 – 9, pangkal tertutup oleh daun pelindung yang berbentuk tabung, yang t erpanjang 3 – 10 cm, yang terbesar sekali lagi bercabang. Anak bulir 3 – 10 berkumpul dalam bulir, duduk, berbetnuk garis, sangat gepeng, coklat, panjang 1 – 3 cm, lebar 2 mm, berbunga 10 – 40. sekam dengan punggung hijau dan sisi coklat, panjang kurang lebih 3 mm. Benang sari 3, kepala sari kuning cerah. Tangkai putik bercabang 3. buah memanjang sampai bulat telur terbalik, persegi tiga, coklat, panjang kurang lebih 1.5 mm. Penyebaran Penyebarannya baik di daerah tropis ataupun daerah sub tropis. Perbanyakan Berkembang biak terutama denganum bi ny a Habitat Dapat tumbuh pada bermacam-macam keadaan tanah dengan ketinggian 1 – 1000 m. Gulma ini termasuk gulma tahunan yang berkembang biak terutama dengan umbinya. Umbi gulma ini dapat tumbuh pada suhu sekitar 13 – 14°C dansuhu optimum untuk pertumbuhan teki berkisar antara 30 – 35°C
Pemanfaatan
Umbi Cyperus rotundus berkhasiat sebagai obat kejang peait, peluruh air seni dan bahan kosmetika. Kandungan kimia
Akar Cyperus rotundus mengandung saonin, flavonoida, disamping minyak atsiri. Pengendalian Sistem Pergiliran tanam

Kegagalan adalah suatu ilmu yang bermanfaat buat kita karena dengan kegagalan itu kita tau bahwa jalan yang kita tempuh seperti ini salah, maka kita akan mengubah cara kita dalam menggapai apa yg kita impikan. yakinlah bahwa dengan kegagalan itu akan membawamu dalam kesuksesan karena masih ada kesempatn kedua